www.berita365.top - Paling Viral Heboh HOT Terbaru - Kesederhanaan AKBP Slamet Riyanto (58) sudah terlihat dari rona wajahnya yang ramah dan menebar senyuman. Slamet sebentar lagi purna tugas setelah mengabdi selama 39 tahun di Korps Bhayangkara.
Selain Kapolres Kudus, M Kurniawan, Slamet menjadi satu-satunya yang berpangkat Ajun Komisaris Besar Polisi (AKBP), di lingkungan Mapolres Kudus saat ini.
"Tiga hari lagi, pak Kapolres akan menjadi satu-satunya yang berpangkat AKBP di sini," katanya, sembari menyunggingkan senyum.
Dia menceritakan awal mula menjadi polisi pada tahun 1997 dengan pangkat Bhayangkara Dua (Bharada), atau yang terendah dalam korps kepolisian.
"Pertama kali dinas di Sat Shabara Polres Salatiga, baru dua tahun kemudian pindah ke Sat Reskrim," cerita pria kelahiran Grobogan 4 Maret 1958.
Dia mengakui jika masuk Polri dengan menggunakan ijazah SMP. Lantaran ingin menjadi yang lebih baik, Slamet melanjutkan sekolah setelah resmi berdinas di kepolisian.
"Saya izin pimpinan, nyambi sekolah di STM Saraswati. Karena sekolahnya siang - sore, jadi saya dinasnya pagi atau malam hari. Saat itu saya bertekad setidak-tidaknya harus bisa naik pangkat menjadi Sersan," tutur ayah dua anak itu.
Tak hanya itu, pada tahun 1993/94, dirinya mengikuti sekolah calon perwira (Secapa). "Setelah lulus Secapa, dengan pangkat Letnan Dua, saya pindah tugas menjadi Kapolsek Dawe. Di sana saya berdinas selama delapan tahun," katanya.
Pengalaman Slamet di Kepolisian sudah sangat banyak. Dia pernah menjadi Kapolsek Jekulo selama tiga tahun. Lalu, pada 2006-2008, ia menjabat sebagai Kasat Obvit Polres Kudus, dengan pangkat Ajun Komisaris Polisi (AKP).
Setelah itu, Slamet menjabat Kasubag Bin Ops Polwil Pati. Kemudian, Kapolsek Ngaliyan, Semarang. "Terus di Humas Polda Jateng, dan kemudian menjadi Kabagren Polres Kudus, pada Februai 2015 - awal 2016 kemarin," urainya.
Total selama 39 tahun mengabdi, Slamet sudah merasakan naik pangkat sebanyak 11 kali. Selama itu pula, dirinya tak pernah menjalani hukuman disiplin.'
"Saya bangga, selama bertugas tidak pernah ada cacat. Dari pangkat terendah, Bharada, sampai sekarang menjadi perwira menengah (Pamen), AKBP. Selama itu pula, gaji saya tak pernah dipotong karena utang," ucapnya.
Menurut dia, tak banyak polisi yang masuk dengan pangkat terendah kemudian purna tugas menjadi Pamen atau Perwira Menengah. Dia berharap, sosok polisi saat ini menjadi lebih baik.
"Bekerjalah sesuai aturan, ndak usah neko-neko. Layani masyarakat dengan baik. Kalau ada yang macem-macem keterlaluan. Sekarang kehidupan polisi sudah jauh lebih baik, selain gaji ada remunerasi yang cukup," pesan dia.
Selepas pensiun, Slamet rencananya ingin pulang kampung ke Desa Pulutan, Kecamatan Penawangan, Grobogan. "Saya ingin jadi petani saja, menggarap sawah peninggalan orang tua di kampung," tuturnya.
Kapolres Kudus, AKBP M. Kurniawan, mengaku salut dengan rekannya itu. Kurniawan mengatakan, tak banyak polisi yang bisa naik pangkat hingga 11 kali.
"Saya saja, maksimal naik pangkat hanya bisa 10 kali. Itu pun kalau sampai jenderal bingtang empat atau Kapolri. Nah, ini beliau sudah naik pangkat sampai 11 kali," ucapnya.
Sementara Wakapolres Kudus, Kompol Yunaldi mengenal sosok AKBP Slamet Riyanto sebagai pribadi yang bersahaja.
"Sampai sekarang, beliau ke kantor masih mengendarai sepeda motor. Dari awal jadi polisi sampai pensiun gajinya tak pernah dipotong karena hutang," katanya. Demikian dilansir dari Tribunnews.