www.berita365.top - Paling Viral Heboh HOT Terbaru - MAKASSAR � Hasil penelitian Civic Institute bersama Keluarga Mahasiswa Sosiologi Fisip Universitas Hasanuddin (Unhas) melakukan penelitian untuk mengungkap perilaku seks mahasiswa dan mahasiswi Makassar, mulai dari seks tanpa kondom hingga aborsi.
Penelitian ini merupakan inisiatif dari kedua lembaga tersebut. Mereka melakukan kajian mengenai perilaku seks mahasiswa Makassar.
Penelitian yang dilakukan sejak bulan Maret 2016 menggunakan metode angket terhadap 400 orang mahasiswa dan mahasiswi di perguruan tinggi negeri (PTN) dan perguruan tinggi swasta (PTS) se Kota Makassar.
Dalam penelitian ini ditentukan beberapa variabel yang menggambarkan perilaku seks mahasiswa Makassar, yaitu pengetahuan, sikap, tindakan seks, pengalaman dan faktor pendorong.
Hasil penelitian ini kemudian disampaikan pada diskusi ilmiah dalam rengka memperingati hari AIDS sedunia di Fisip Unhas.
Diskusi ilmiah tersebut bertajuk �Mahasiswa dan Seks� juga hadir sebagai panelis Komisioner Komisi Penanggulangan AIDS kota Makassar, KNPI Kota Makassar dan Sosiolog Universitas Hasanuddin.
Dari data yang diperoleh tim peneliti, secara rata-rata responden cukup memiliki pengetahuan seksual baik bentuk dan resiko yang ditimbulkan.
Sebanyak 78,75 persen responden menjawab �salah� pada pernyataan �penyakit menular seksual tidak dapat tertular lewat hubungan seks�.
Begitu pula pada pernyataan bahwa �seks adalah hubungan antara laki-laki dan perempuan didasari oleh keinginan (libido) dengan tujuan mencari kenikmatan� sebanyak 77, 25 persen menjawab �benar�.
Pada indikator tindakan terungkap bahwa sebanyak 132 mahasiswa dan mahasiswi mengaku pernah melakukan hubungan seksual, 92 mahasiswa/mahasiswi diantaranya pernah melakukan hubungan seks tanpa alat kontrasepsi dan 48 diantaranya pernah melakukan aborsi.
Atau jika ada 10 orang mahasiswa yang pernah melakukan hubungan seksual, 7 diantaranya pernah melakukan seks tanpa alat kontrasepsi dan 4 diantaranya pernah melakukan aborsi.
Dapat ditarik kesimpulan bahwa mahasiswa kota makassar cenderung melakukan seks beresiko. Resiko yang dimaksudkan adalah baik penyakit yang diakibatkan hubungan seks maupun kehamilan yang tidak diharapkan.
Perilaku seksual dikelompokkan menjadi perilaku seksual beresiko dan perilaku seksual tidak beresiko. Perilaku seksual beresiko yakni jika responden pernah berciuman bibir pada tingkatan awal dan berhubungan seks pada tingkatan lanjutan.
Sehingga penelitian ini mengungkapkan bahwa persentase seks beresiko mencapai 33,95 persen. Responden laki-laki lebih cenderung melakukan seks beresiko dengan persentasi mencapai 23,1 persen dibanding perempuan yaitu 10,85 persen.
Dari data yang diperoleh tim peneliti, dikemukakan pula motif atau faktor yang menjadi pendorong melakukan hubungan seks.
Bahwa keinginan melakukan seks karena dorongan ingin tahu sebanyak 11,25 persen (45) responden menjawab sangat setuju setuju, 20,75 persen (83) menjawab setuju, 21,75 persen (87) responden menjawab netral, 25 persen (100) menjawab tidak setuju dan sisanya 21,25 persen (85) menjawab sangat tidak setuju.
Motif inilah yang paling banyak responden menjawab setuju atau sangat setuju. Ada pun motif-motiflainnya yaitu ingin mendapat kenikmatan, ingin membuktikan rasa sayang, ketidak tahuan resiko yang ditimbulkan, dipaksa oleh pasangan, dapat diterima dalam pergaulan, diberi uang atau imbalan lainnya dan karena dirangsang atau dalam pengaruh obat atau zat lainnya.
Penelitian ini juga mengungkapkan bahwa rata rata mahasiswa Makassar mulai melakukan hubungan seks sejak SMA dan perguruan tinggi.
Sebesar 16,75 persen menjawab melakukan hubungan seks sejak SMA. Sedangkan melakukan hubungan seks sejak di perguruan tinggi sebanyak 13,55 persen dan 2,75 persen melakukannya sejak SMP.