Banyak cara untuk meningkatkan level kemampuan seseorang terutama mereka yang berprofesi sebagai atlet. Salah satu cara yang lazim digunakan untuk mengatrol prestasi tersebut adalah dengan menggunakan obat yang mengandung zat golongan steroid.
Steroid dipilih karena mempromosikan hasil yang menjanjikan bagi para atlet. Padahal klaim tersebut hanya didukung oleh riset yang nyatanya masih memerlukan penelitian lebih lanjut. Justru, penelitian yang lebih luas menyatakan hal yang sebaliknya. Zat ini berpotensi menimbulkan masalah, salah satunya masalah perkembangan bila dipakai anak-anak.
Di dunia olahraga profesional sendiri, penggunaan steroid telah diklasifikasikan sebagai tindakan melanggar hukum. Meski dilarang digunakan oleh para atlet, namun pesona steroid sering menyihir orang-orang yang ingin tampil percaya diri. Mereka yang ingin memperbesar otot-otot tubuh, kemungkinan besar menggunakan zat ini untuk mempercepat mewujudkannya.
Beginilah Cara Steroid Bekerja dalam Tubuh
Saat tubuh mengonsumsi obat steroid, maka zat yang terkandung di dalamnya akan meniru sifat-sifat alami dari hormon testosteron. Secara alami, jaringan otot telah dibekali oleh reseptor yang berfungsi khusus untuk pertumbuhan. Mekanisme ini ibarat kunci dan gembok di mana keduanya hanya akan bekerja jika benar-benar pasangannya. Dalam hal ini hormon ibarat sebagai kunci.
Kehadiran steroid membuat otot tetap mengalami pertumbuhan meski hormon testosteron alami dalam tubuh tidak menghendakinya. Hal ini terjadi mengingat steroid memiliki kemiripan dengan hormon testosteron. Steroid mampu merangsang reseptor pertumbuhan dalam otot sehingga tubuh bereaksi untuk meningkatkan produksi jaringan otot.
Efek yang Mungkin Muncul pada Pemakai Steroid
Pemakaian steroid dalam jangka panjang bisa mengakibatkan seseorang mengalami kecanduan. Serupa dengan kecanduan narkoba, melepaskan diri dari pemakaian steroid bukan hal yang mudah. Bahkan banyak yang masih menggunakannya meski kesehatan mereka menurun akibat zat ini.
Meski sudah berhenti memakai steroid, efek yang ditimbulkannya tidak serta merta hilang. Beberapa efek dari penggunaan steroid dalam jangka panjang dan dengan dosis yang besar pada pria, antara lain:
- Rasa sakit saat penis mengalami ereksi.
- Terjadinya penyusutan pada ukuran testis.
- Jumlah sperma menurun.
- Mengalami pembesaran payudara.
- Berisiko kepada kemandulan dan mengalami impotensi.
Sementara itu, efek steroid yang muncul jika digunakan secara jangka panjang oleh wanita, antara lain:
- Tumbuh bulu berlebihan pada tubuh dan wajah.
- Suara menjadi berat seperti suara pria.
- Terjadi pembesaran pada klitoris.
- Berisiko menyebabkan menstruasi yang tidak teratur.
- Mengalami penyusutan ukuran payudara.
Selain efek terkait reproduksi di atas, beberapa efek negatif secara umum yang bisa diakibatkan oleh penggunaan steroid dalam jangka panjang, antara lain:
- Menyebabkan rasa nyeri pada otot.
- Membuat pertumbuhan terhambat bagi pemakai usia remaja.
- Bisa menyebabkan tumbuhnya tumor hati.
- Menyebabkan kerontokan rambut dan kebotakan .
- Terjadinya pembesaran tidak normal pada otot jantung.
- Menyebabkan perilaku agresif .
- Membuat stretch mark pada kulit.
- Menimbulkan masalah jerawat.
- Bisa menyebabkan adanya kelainan lipid darah sehingga memperbesar risiko terkena penyakit jantung.
Meski begitu, steroid banyak digunakan untuk menangani berbagai penyakit. Salah satu fungsi positif untuk tubuh adalah untuk mengurangi terjadinya peradangan dan menekan sistem kekebalan tubuh, terutama pada penyakit-penyakit tertentu. Hanya saja untuk tujuan tersebut, diperlukan petunjuk dokter untuk pemakaian yang tepat.
sebuah portal berita mulai dari berita Indonesia hingga dunia, gosip hot selebriti, resensi film dan musik, dan berbagai artikel menarik
via Situs Hiburan Terkeren