Bagi ibu hamil, asma merupakan masalah kesehatan yang tidak jarang terjadi, bahkan pada ibu yang belum pernah mengalami asma. Namun jangan khawatir karena asma tidak selalu berarti kamu dan bayimu dalam bahaya bila kondisi asma masih mampu dikontrol dengan baik.
Kita memiliki saluran udara berbentuk tabung kecil yang membawa udara dari dan ke dalam paru-paru. Pada pasien asma, tabung ini menjadi lebih sensitif sehingga dapat dengan mudah mengalami bengkak dan iritasi. Hal ini menyebabkan saluran napas menyempit, serta memungkinkan terjadinya peningkatan produksi lendir dan dahak. Bila sudah begini, bernapas menjadi lebih sulit karena udara tidak dapat secara bebas keluar dan masuk ke paru-paru. Kamu pun akan mengalami gejala-gejala asma, seperti batuk, mengi, atau dada terasa sesak seperti terikat. Bila kamu mengalami gejala-gejala demikian, jangan diabaikan begitu saja karena asma yang tidak dikontrol dengan baik dapat berdampak negatif terhadap kesehatanmu dan bayimu.
Jadi bagaimana cara mengontrol kondisi asma yang kamu alami? Cobalah perhatikan beberapa hal seperti berikut ini.
Hindari pemicu asma
Debu dan asap, termasuk asap rokok merupakan pemicu asma yang perlu kamu hindari. Selain itu, bila kamu juga mengalami penyakit refluks asam lambung (Gastroesophageal Reflux Disease – GERD), sebaiknya segera tangani dengan baik. Ini karena GERD dapat memperburuk gejala asma. Adapun beberapa kunci dalam menangani GERD antara lain makan lebih sedikit tapi dengan frekuensi yang lebih sering, menghindari makanan dan minuman yang bisa menaikkan asam lambung, tidak langsung berbaring setelah makan melainkan menunggu tiga jam terlebih dahulu, serta gunakan bantal untuk menaikkan posisi kepala saat berbaring.
Konsumsi obat sesuai anjuran dokter
Kamu mungkin khawatir untuk minum obat karena obat yang masuk ke tubuhmu dapat berdampak kepada kondisi bayimu juga. Memang ada sebagian jenis obat yang dikhawatirkan dapat membahayakan bayi, seperti glukokortikoid sistemik. Obat ini dikaitkan dengan kondisi-kondisi sebagai berikut:
- Peningkatan risiko bayi lahir prematur.
- Bayi lahir dengan berat badan rendah.
- Bayi lahir dengan bibir sumbing.
- Preeklamsia pada ibu hamil.
Namun, perlu diingat bahwa sebagian besar obat asma dapat digunakan dengan aman di sepanjang masa kehamilan. Selain itu, akan lebih aman bila asma diobati dulu daripada didiamkan hingga akhirnya kamu mengalami gejala atau serangan asma. Bila kamu terserang asma, kamu dapat kesulitan bernapas sehingga bayimu bisa kesulitan mendapat cukup oksigen. Minumlah obat secara rutin sesuai anjuran dokter.
Pastikan dokter kandungan mengetahui kondisimu
Asma yang kamu alami serta pengobatan yang kamu sedang jalani harus diceritakan kepada dokter, terutama bila ada lebih dari satu dokter yang terlibat dengan pemeriksaan kehamilanmu dan perawatan asma. Hal ini agar kesehatan dirimu dan bayimu bisa terus dipantau secara terpadu.
Rutin menjalani medical check-up
Langkah ini bertujuan memantau fungsi paru-paru sebulan sekali selama kehamilan. Berguna dalam memastikan bahwa janin mendapat cukup oksigen. Dokter biasanya akan menggunakan spirometri atau peak flow meter untuk mengukur fungsi paru-paru.
Pantau gerakan janin tiap hari
Lakukan pemantauan gerakan janin setiap hari terutama setelah kandunganmu berusia 28 minggu. Pemantauan bisa kamu lakukan dengan memerhatikan dan merasakan pergerakan janinmu. Jika asma tidak terkontrol dengan baik atau kamu mengalami serangan asma sedang hingga berat, maka kamu perlu melakukan pemeriksaan dengan ultrasonografi (USG) setelah janinmu berusia 32 minggu. Hal ini untuk memantau pertumbuhan janin. Pemantauan kondisi janin secara terus-menerus turut direkomendasikan untuk dilakukan selama persalinan, walaupun kamu mungkin tidak mengalami gejala asma saat melahirkan.
Melakukan vaksin flu
Vaksinasi flu direkomendasikan untuk dijalani oleh semua wanita hamil, termasuk ibu hamil dengan asma. Vaksin ini memberimu perlindungan ekstra terhadap serangan flu.
Segera periksakan ke dokter bila mengalami tanda-tanda bahwa asma makin parah. Tanda-tanda yang dimaksud antara lain sulit bernapas, batuk yang lebih buruk pada malam serta pagi hari, batuk saat beraktivitas fisik, mengi, dan sesak di dada.
Risiko Kesehatan yang Dihadapi bila Asma Tidak Dikontrol
Bila kondisi asma yang kamu alami selama kehamilan tidak dikontrol dengan baik, maka kamu dan janin bisa menghadapi beberapa risiko kesehatan, antara lain:
- Ibu hamil mengalami morning sickness parah.
- Preeklamsia atau komplikasi kehamilan yang ditandai dengan tekanan darah tinggi dan tanda-tanda kerusakan pada sistem organ, seperti ginjal maupun lainnya.
- Ibu mengalami perdarahan vagina.
- Persalinan yang mengalami komplikasi atau persalinan sulit.
- Terhambatnya pertumbuhan janin.
- Bayi lahir prematur.
- Bayi lahir dengan berat badan rendah.
- Pada kasus yang ekstrem, bisa membahayakan keselamatan bayi
Makin terkontrol kondisi asma, makin sedikit risiko yang bisa timbul. Oleh karena itu, periksakan kondisimu agar dokter bisa memberikan penanganan yang tepat. Selain itu, segera periksakan kondisi kandungan bila kamu merasakan aktivitas janin berkurang selama mengalami asma.
sebuah portal berita mulai dari berita Indonesia hingga dunia, gosip hot selebriti, resensi film dan musik, dan berbagai artikel menarik
via Situs Hiburan Terkeren