Manfaat daun sirih merah sudah dikenal sejak lama oleh masyarakat sebagai herba untuk berbagai macam penyakit. Beberapa penelitian menyatakan bahwa daun sirih merah mengandung sejumlah flavonoid, alkaloid, tanin, senyawa polifenolat, dan senyawa minyak atsiri.
Hanya saja, manfaat daun sirih merah masih bersifat kepercayaan secara tradisional yang masih memerlukan pembuktian lebih lanjut. Salah satu cara untuk membuktikan hal tersebut secara ilmiah, sebuah penelitian dilakukan guna mendapatkan standar medis yang faktual sehingga bisa dianggap aman untuk dijadikan bahan pengobatan.
Suatu bahan kimia, herba, atau apa pun materi yang bermaksud digunakan sebagai pengobatan harus disesuaikan dengan standardisasi yang ada. Tujuannya untuk memastikan tingkat kualitas dan memenuhi aneka standar klinis resmi. Adapun standar yang harus dipenuhi terdiri dari standar kimia, biologi, dan farmasi. Dalam hal ini, standar yang wajib dipenuhi dikaitkan dengan jaminan stabilitas dari zat-zat yang ada di dalam daun sirih merah saat nanti digunakan sebagai produk farmasi. Tujuan mendasar lainnya dari penelitian tersebut adalah demi mendapatkan standar parameter spesifik dan nonspesifik dari ekstrak daun etanol sirih merah sesuai standar Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).
Selain itu, beberapa manfaat daun sirih merah untuk kondisi kesehatan tertentu juga diteliti sebagaimana diuraikan di bawah ini.
Sebagai antiseptik
Sebuah penelitian dilakukan guna mengetahui efek positif dari daun sirih merah bagi kesehatan manusia, salah satunya adalah sebagai antiseptik khususnya sebagai bahan cuci tangan. Sirih merah digunakan dengan pertimbangan bahwa bahan ini sudah sejak lama digunakan masyarakat sebagai antiseptik, antidiabetes, antikanker dan untuk menyembuhkan penyakit infeksi. Sayangnya, aneka manfaat tersebut belum didukung bukti ilmiah yang kuat.
Pencuci tangan sendiri dinilai sangat penting karena tangan yang bersih merupakan salah satu bentuk pencegahan mendasar dari terjadinya infeksi. Hal tersebut menjadi alasan dilakukannya penelitian mengenai manfaat daun sirih merah sebagai antiseptik. Ternyata menurut hasil penelitian tersebut, antiseptik dari cairan daun sirih merah ini lebih unggul daripada sabun non-antiseptik dan sabun antiseptik. Hanya saja, perlu dianalisis apakah bakteri yang tersisa tersebut bersifat patogen (menyebabkan penyakit) atau tidak. Lebih jauh lagi, pernyataan hasil penelitian tersebut juga membutuhkan dukungan bukti ilmiah lainnya.
Menghambat karies gigi
Temuan lain telah diungkap oleh sebuah penelitian dengan fokus untuk menghambat pertumbuhan bakteri penyebab karies gigi. Karies gigi menjadi salah satu momok kesehatan paling umum di Indonesia. Adapun salah satu bakteri yang menyebabkan gangguan kesehatan gigi jenis ini adalah Streptococcus mutans.
Menurut penelitian tersebut, manfaat daun sirih merah untuk menghilangkan karies gigi mungkin bisa dilakukan mengingat bahan ini mengandung minyak atsiri, flavonoid, alkanoid, dan senyawa fenolik. Semua senyawa ini pada dasarnya bersifat aktif terhadap bakteri S. mutans. Hasilnya ternyata cukup memuaskan karena minyak esensial sirih merah ternyata memiliki efek kuat untuk menghambat pertumbuhan bakteri S. mutans. Pernyataan tersebut dapat menjadi bahan penelitian lainnya terkait penanganan karies gigi.
Bersifat Antibakteria pada Bakteri Tertentu
Penelitian lain dilakukan guna membuktikan manfaat daun sirih merah untuk menghambat pertumbuhan bakteri tertentu. Adapun penelitian ini khusus demi membuktikan efektivitas sifat antibakteri dari sirih merah terhadap Staphylococcus aureus. Beberapa penyakit kulit, seperti jerawat, bisul, selulitis, impetigo, folikulitis, dan abses bisa disebabkan oleh bakteri ini. Penyakit lain yang juga bisa disebabkan oleh Staphylococcus aureus adalah pneumonia, meningitis, dan sepsis.
Bakteri yang dikaji oleh penelitian tersebut adalah yang memiliki resistensi terhadap antibiotik betalaktam yang dikenal sebagai Methicillin Resistant Staphylococcus aureus (MRSA). Penelitian ini menggunakan sirih merah yang sudah diekstrak dengan mesin berteknologi nano dan diubah ke dalam bentuk serbuk. Hasilnya, keduanya bisa menghambat pertumbuhan bakteri tersebut. Hanya saja, ekstrak yang dibuat dengan mesin berteknologi nano lebih kuat dibandingkan ekstrak yang berbentuk serbuk.
Meski berbagai penelitian di atas memberikan berita positif mengenai manfaat daun sirih merah, klaim tersebut masih membutuhkan banyak penelitian lebih lanjut guna memastikannya. Untuk pemakaian sirih merah sebagai pengobatan, disarankan untuk berkonsultasi terlebih dahulu kepada dokter agar proses penyembuhan penyakit dapat menjadi lebih efektif.
sebuah portal berita mulai dari berita Indonesia hingga dunia, gosip hot selebriti, resensi film dan musik, dan berbagai artikel menarik
via Situs Hiburan Terkeren