http://www.joscasino.com/
 www.joscasino.com

Jenis dan Bentuk Kondom yang Keliru Bisa Menggagalkan Penundaan Kehamilan

Peran kondom sebagai pelindung dapat berkurang atau bahkan hilang jika salah memilih jenis dan bentuk kondom, serta cara penggunaannya yang kurang tepat.

Kondom kini tersedia dalam beragam ukuran, warna, tekstur, dan rasa. Tiap orang seharusnya bisa menentukan ukuran kondom yang tepat dan memahami cara menggunakan kondom yang sesuai. Selain untuk menunda kehamilan, jenis dan bentuk kondom yang tepat dapat membantu mengurangi risiko penyebaran penyakit menular seksual, seperti HIV/AIDS.

tipe kondom-alodokter

Berikut berbagai faktor yang perlu dipertimbangkan saat memilih kondom.

Periksa ukuran dan bentuk kondom

Kondom yang tepat dan sesuai selayaknya menutupi hampir seluruh bagian penis. Meski mungkin ukuran kondom sudah tertera, tapi tiap merek memiliki standar ukuran tersendiri. Satu-satunya cara untuk menemukan yang tepat adalah dengan membeli dan mencobanya satu-persatu hingga Anda menemukan yang terasa paling pas.

Pada umumnya, tiap kondom berukuran sedang dapat muat pada penis dengan panjang sekitar 10-18 cm. Sementara ukuran besar atau magnum biasanya mencapai 20 cm. Namun jika terasa longgar, terutama setelah ereksi, maka cobalah ukuran yang lebih kecil.

Bentuk dan ukuran yang sesuai akan menentukan efektivitas kondom. Dikhawatirkan, kondom yang terlalu longgar berisiko copot dengan mudah, sedangkan kondom yang terlalu kecil cenderung untuk mudah robek. Keduanya berisiko membuat air mani mengalir ke dalam vagina sehingga gagal menunda kehamilan atau gagal mengurangi penularan penyakit menular seksual.

Cek bahan kondom

Kondom dapat terbuat dari jenis materi yang berbeda-beda. Perbedaan ini bisa jadi menimbulkan rasa dan efek berbeda satu sama lain. Cermati beberapa perbedaannya di sini.

  • Karet lateks: paling murah dan paling umum digunakan. Jika digunakan dengan tepat, kondom dengan bahan ini efektif untuk menunda kehamilan. Namun Anda atau pasangan bisa saja mengalami alergi akibat bahan ini. Gatal dan ruam kemerahan adalah gejala utama iritasi akibat kondom karet.
  • Polyurethane: meski lebih mahal, bahan ini aman digunakan oleh orang-orang yang alergi terhadap lateks. Bahan ini lebih tebal dan kuat, begitu juga dengan suhunya yang dapat meningkat sesuai suhu tubuh Anda. Ini membuat Anda merasa seperti tidak mengenakan kondom.
  • Kulit domba: merupakan bahan alami yang dapat digunakan sebagai alternatif bagi mereka yang alergi terhadap bahan karet dan lateks. Sayangnya, kondom dengan bahan ini tidak melindungi Anda dari penyakit menular seksual.
  • Tactylon: bahan ini dapat lebih merenggang dan berbentuk sesuai dengan bentuk penis, sehingga disebut sebagai yang paling cocok melapisi penis. Namun selain lebih mahal, kondom dengan bahan ini relatif lebih sulit dicari karena jarang dijual di tempat umum.

Untuk menemukan panjang penis, cobalah mengukur penis saat ereksi, bisa dengan penggaris ataupun benang. Perhatikan juga ukuran ketebalan kondom sesuai masing-masing bahan di atas. Terkadang kita mengira kondom yang tebal dapat memberikan perlindungan lebih tinggi, padahal sebenarnya kondom yang terlalu tebal maupun yang terlalu tipis sebenarnya kurang efektif.

Berpelumas atau tidak?

Sebagian kondom sudah dilengkapi dengan pelumas sehingga memudahkan penggunaan kondom pada penis. Selain lebih nyaman, pelumas ini membuat kondom lebih tidak berisiko robek saat dipasang. Akan tetapi ada juga orang yang tidak suka kondom berpelumas. Oleh karenanya, pastikan Anda memeriksa jenis kondom sebelum membeli.

Selain itu Anda perlu menyesuaikan jenis pelumas dengan jenis kondom yang akan digunakan. Pelumas berbahan dasar silikon dan air dapat digunakan bersamaan dengan semua jenis kondom, tetapi perhatikan bahwa pelumas berbahan dasar minyak dapat digunakan bersamaan dengan kondom berbahan polyurethane atau tactylon saja.

Sementara itu, ada juga kondom dengan pelumas yang mengandung spermisida sehingga dapat mematikan sebagian besar sperma yang dikeluarkan saat ejakulasi. Meski begitu, bahan ini terkadang menimbulkan efek samping, seperti infeksi saluran kencing, iritasi, dan perih saat kencing. Selain itu, jika Anda menggunakan kondom dari bahan karet dan kulit domba, hindari menggunakan pelumas dari minyak mineral, baby oil, petroleum jelly, ataupun pelumas lain yang berbahan dasar minyak.

Kondom pria atau wanita?

Selain kondom pria yang digunakan dengan menutupi penis yang ereksi, ada juga kondom wanita yang dikenakan di dalam vagina. Bagi yang tidak suka menghentikan foreplay untuk memasang kondom, dapat terbantu dengan kondom wanita ini yang dapat dimasukkan ke vagina delapan jam sebelum berhubungan seksual. Kondom ini menutupi vagina dan sebagian labia sehingga dapat memberikan perlindungan dari penyakit menular seksual maupun mencegah kehamilan. Umumnya kondom jenis ini terbuat dari polyurethane sehingga terasa lebih alami dibandingkan karet.

Jika digunakan dengan tepat, kondom wanita diklaim dapat melindungi diri dari kehamilan dan penyakit menular seksual hingga 95 persen. Kondom wanita juga dapat menjadi pilihan jika pria tidak bersedia menggunakan kondom. Akan tetapi karena sulit dipasang, kondom ini diduga lebih tidak efektif dibandingkan kondom pria.  Selain itu, pada umumnya kondom pria dinilai lebih unggul karena mudah digunakan dan tidak mahal. Kondom wanita juga lebih jarang dijual daripada kondom pria.

Kondom bertekstur

Kondom tersedia dengan permukaan polos dan bergerigi atau diliputi bintik-bintik. Tiap tekstur mendatangkan sensasi berbeda, tergantung kepada kesukaan Anda dan pasangan. Mungkin Anda dapat menemukan label ultra sensitif yang mengindikasikan bahwa kondom tersebut didesain tipis sehingga seakan tidak terasa memakai kondom.

Warna dan aroma

Pada umumnya kondom berwarna transparan, tapi kini kondom tersedia dalam berbagai warna, seperti merah, biru, hitam, atau oranye. Selain itu, benda-benda ini juga memiliki bermacam-macam aroma, seperti mint, ceri, dan kayu manis. Kondom beraroma dan juga berasa ini bisa menambah kesenangan jika Anda melakukan seks oral.

Secara umum, untuk menghindari kehamilan dan penyakit menular seksual, sebisa mungkin jangan buru-buru dan jangan gunakan kondom yang sudah kedaluarsa. Teknik penggunaan maupun kerusakan kondom dapat menyebabkannya copot atau robek sesaat setelah terjadi ejakulasi. Robekan juga dapat terjadi saat kondom berbahan lateks mengalami degradasi. Degradasi dapat terjadi saat kondom terkena minyak ataupun panas karena penyimpanan yang tidak tepat ataupun sudah melebihi tanggal kedaluarsa.

Selain itu, hindari menggunakan dua kondom sekaligus karena berisiko menyebabkan kegagalan kondom akibat gesekan antara karet dengan karet. Meski demikian, hal ini memang masih bersifat dugaan yang belum didukung data secara lengkap.



Powered By WizardRSS.com | Full Text RSS Feed



sebuah portal berita mulai dari berita Indonesia hingga dunia, gosip hot selebriti, resensi film dan musik, dan berbagai artikel menarik
via Situs Hiburan Terkeren
 www.joscasino.com