Ke 3 Kalinya, Laporan Kasus Lalu Gigih Arsanofa Ditolak Oleh Polisi 
atas dugaan pelecehan dan tak senonoh yang dituduhkan dilakukan oleh Indra Bekti.
Penolakan ini sendiri berbanding terbalik 
dengan laporan balik Bekti pada Gigih atas pencemaran nama baik.
“Besok ada bukti yang akan kami sampaikan ke penyidik dan SPK. Ada chating bapak IB dan klien kami. Mengandung pelanggaran kesusilaan. 
Ada 5 kurang lebih chat-nya. Ajakan itu terakhir tanggal 7 Januari,”
“Ajak-ajakan itu makanya kita kenakan UU ITE. Apakah ML itu sopan atau tidak, 
perlu ahli bahasa atau tidak? Anak kecil pun tahu kalau itu melanggar kesopanan,”
Kuasa Hukum Gigih, Gading Satria Naingolan sempat optimis 
atas pelaporan dengan pasal 27 ayat 1 Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik di Bareskrim Mabes Polri setelah sebelumnya ditolak Polda Metro Jaya, dengan alasan diminta berkonsultasi dulu dengan ahli bahasa.
Namun sayangnya, untuk ketiga kalinya, laporan Gigih Arsanofa dikembalikan dan diminta melengkapi berkas dengan menyertakan ahli bahasa dari 2 alat bukti yakni percakapan telepon dan chat WA ajakan ML.
Seperti yang diungkapkan Gading di Bareskrim Mabes Polri, Jumat (5/2/2016). 
“Untuk ketiga kalinya berusaha melapokan bapak IB (Indra Bekti), tetapi jawabannya sama dengan Polda, yakni cari ahli bahasa.”
“Setahu saya, ini yang pertama dalam sejarah, 
orang melapor disuruh cari ahli bahasa. Saya enggak tahu kenapa bisa begitu. Kalau memang ada sesuatu dalam badan institusi Polri, saya enggak tau. Kalau ada mengatur segala sesuatunya, saya enggak tau siapa yang ada di balik Indra Bekti,”
“Langkah akan kami diskusikan mengenai rekomendasi untuk menghadirkan ahli bahasa. Apakah kami mengalah untuk maju tiga langkah, lihat nanti,”
Sedangkan Gigih Arsanofa sendiri hanya bisa pasrah 
dengan penolakan pihak kepolisian.
“It’s ok, 
gue let it flow aja kita lihat saja nanti,”
“Sudah enggak ada lagi (komunikasi), lost contact (dengan Indra -red)”
