Ketika melihat darah keluar dari hidung, kebanyakan orang mungkin akan langsung panik karena menganggap itu pertanda kondisi serius. Harap tenang, karena penyebab terjadinya epistaksis atau mimisan ini kebanyakan tidak berbahaya.
Darah yang keluar dari hidung bisa berasal dari bagian depan hidung (anterior) atau belakang hidung (posterior), dan darah juga bisa keluar dari satu atau kedua lubang hidung. Namun, kebanyakan epistaksis berasal dari anterior dan hanya keluar dari satu lubang hidung.
Epistaksis anterior biasanya mudah diatasi, bukan pertanda hal serius dan dapat ditangani dengan perawatan rumahan. Sementara itu, epistaksis posterior (di mana darah mengalir ke rongga mulut dan tenggorokan) lebih rumit dan butuh tangan ahli untuk mengatasinya. Kondisi ini bisa menyerang semua usia, namun lebih sering dialami oleh anak-anak berusia 2–10 tahun dan orang dewasa berusia 50–80 tahun.
Perdarahan yang terjadi dapat berlangsung sekitar beberapa detik hingga 10 menit, atau bahkan lebih lama lagi.
Berikut beberapa penyebab epistaksis anterior:
- Kondisi udara kering bisa membuat bagian dalam hidung Anda menjadi kering. Hal ini lebih rentan membuat hidung mengalami perdarahan dan infeksi.
- Suhu udara yang tinggi (udara panas).
- Mengupil dengan kuku yang tajam.
- Membuang ingus dengan terlalu keras.
- Sedang berada di dataran tinggi.
- Cedera ringan pada hidung.
- Hidung tersumbat akibat pilek atau flu.
- Sinusitis.
- Alergi.
- Penggunaan dekongestan secara berlebih.
- Hidung bengkok (septum deviasi) bawaan lahir atau akibat cedera.
Berikut beberapa penyebab epistaksis posterior:
- Hidung patah.
- Pengerasan dinding pembuluh darah arteri (aterosklerosis).
- Operasi hidung.
- Penyakit genetik yang memengaruhi pembuluh darah.
- Terjadi pukulan keras pada kepala atau terbentur.
- Penggunaan obat yang bisa memicu perdarahan, seperti aspirin dan antikoagulan.
- Adanya gangguan pembekuan darah.
- Tumor di rongga hidung.
- Leukimia.
Lakukan Hal ini Jika Mengalami Epistaksis
Melihat darah keluar dari hidung memang mengerikan dan mungkin membuat Anda kaget, sehingga akhirnya tidak tahu harus berbuat apa. Sebenarnya, cara mengatasi epistaksis ini mudah dan dapat dilakukan oleh Anda sendiri.
Begini caranya:
- Anda bisa duduk tegak dan condongkan tubuh ke depan. Posisi tegak mengurangi tekanan dalam pembuluh darah di hidung Anda, dan bisa menghambat perdarahan lebih banyak. Posisi condong ke depan bisa menghindari Anda dari menelan darah Anda sendiri yang jika tertelan dapat mengiritasi perut.
- Setelah itu, tiup hidung Anda secara perlahan untuk membersihkan setiap darah yang membeku.
- Kemudian jepit lubang hidung Anda memakai ibu jari dan telunjuk guna menghentikan perdarahan. Lakukan pada kedua lubang meski perdarahan hanya keluar pada satu lubang saja. Lakukan selama 5–10 menit. Selama penjepitan, Anda bisa bernapas melalui mulut.
- Anda juga bisa mengompres hidung dengan es batu yang dibalut handuk.
- Jika perdarahan masih belum juga berhenti, ulangi cara-cara di atas. Setelah perdarahan berhenti, disarankan untuk menegakkan kepala (jangan membungkuk) selama beberapa jam agar darah tidak mengalir kembali. Hindari pula mengupil atau membuang ingus setelah perdarahan berhenti.
Segera konsultasikan ke dokter jika Anda masih mengalami perdarahan setelah melakukan perawatan rumahan, mengalami epistaksis yang berulang-ulang, sesak napas, jantung berdebar, pusing, batuk berdarah, muntah darah, atau demam.
sebuah portal berita mulai dari berita Indonesia hingga dunia, gosip hot selebriti, resensi film dan musik, dan berbagai artikel menarik
via Situs Hiburan Terkeren