http://www.joscasino.com/
 www.joscasino.com

Seperti Apa Kotoran yang Sehat bagi Bayi Baru Lahir?

Kondisi kotoran bayi dapat menggambarkan kondisi kesehatannya, sehingga penting bagi orang tua untuk mengetahui seperti apa kotoran bayi yang normal. Normalnya, bayi buang air besar (BAB) rata-rata empat kali per hari di minggu pertama kehidupannya. Pada minggu-minggu pertamanya pula, jadwal BAB masih belum teratur. Bayi bisa BAB ketika sedang menyusu atau tiap setelah selesai menyusu. Seiring berjalannya waktu, bayi akan menemukan jadwal rutin BAB.

Setelah beberapa minggu awal terlewati, sebagian bayi yang mendapatkan Air Susu Ibu (ASI) bisa jadi hanya BAB satu kali dalam beberapa hari atau dalam seminggu. Kondisi ini bukanlah masalah selama bayi mudah untuk mengeluarkan kotorannya dan kotoran bertekstur lembut.

Seperti Apa Kotoran yang Sehat bagi Bayi Baru Lahir - Alodokter

Lalu bagaimana warna kotoran bayi yang normal dan tidak normal, serta bagaimana kondisi kesehatan yang dapat berdampak kepada kotoran pada bayi? Yuk, kita simak bersama-sama.

Warna normal

Bayi yang sehat bisa terlihat dari warna kotorannya. Orang tua tidak perlu cemas jika warna kotoran bayi seperti berikut ini:

  • Hijau kehitaman. Beberapa hari pertama setelah lahir ke dunia, bayi akan mengeluarkan mekonium, yaitu kotoran bayi baru lahir. Mekonium terdiri dari cairan ketuban, lendir, dan segala sesuatu yang tertelan bayi ketika berada di dalam kandungan. Teksturnya cenderung lengket dan berwarna hijau kehitaman. Bila bayimu mengeluarkan mekonium, berarti pertanda baik bahwa ususnya bekerja dengan normal.
  • Hijau kecokelatan, yang artinya bayi mulai mencerna ASI. Pada hari ke-2 hingga ke-4, seharusnya warna kotoran hijau kehitaman akan berangsur ke warna hijau kecokelatan. Bila pada masa ini kotoran bayimu terus-menerus berwarna hitam selama beberapa hari, maka kamu perlu berkonsultasi dengan dokter.
  • Kuning terang. Bila kamu memberikan ASI pada bayimu, warna kotorannya akan secara bertahap berubah setelah sekitar 3-5 hari. Ini karena air susu pertama dari ibu berfungsi menyerupai pencahar yang membantu membersihkan mekonium dari saluran pencernaan bayi. Warnanya yang semula hijau kecoklatan, akhirnya menjadi kuning terang. Selain itu, bau dan teksturnya juga akan sedikit berubah. Kotoran yang berwarna kuning terang ini sedikit tercium lebih manis. Teksturnya gembur, kadang seperti menggumpal dan kadang kasar.
  • Cokelat muda. Bayi yang mengonsumsi susu formula, kotorannya akan berbeda dengan bayi yang rutin mengonsumsi ASI. Teksturnya seperti pasta gigi karena bayi tidak dapat mencerna susu formula sepenuhnya. Baunya lebih menyengat seperti kotoran orang dewasa dan berwarna kuning kecokelatan atau kuning pucat.

Warna yang perlu diwaspadai

Warna-warna utama yang harus menjadi perhatian orang tua adalah merah, hitam, dan putih. Bila kotoran bayimu di antara ketiga warna tersebut, segera periksakan ke dokter.

  • Merah atau berdarah, artinya ada darah segar dari dubur atau usus besar yang keluar bersama kotoran.
  • Sangat pucat atau putih yang dapat menunjukkan adanya infeksi atau masalah dengan empedu atau biasa disebut penyakit kuning (jaundice). Kondisi ini umum terjadi pada bayi baru lahir. Selain menyebabkan kotoran menjadi berwarna pucat, penyakit kuning juga membuat kulit dan area putih mata menjadi terlihat kuning. Walaupun penyakit kuning biasanya dapat hilang dalam beberapa minggu, bukan berarti kamu bisa mengabaikannya karena kondisi ketahanan bayi jelas berbeda dengan orang dewasa. Untuk langkah aman, konsultasikan kepada dokter, terutama bila berlangsung lebih dari dua minggu.
  • Hitam yang menunjukkan adanya darah yang tercerna di dalam saluran pencernaan, padahal kelahiran sudah berlalu beberapa hari. Konsultasikan kepada dokter bila hal ini terjadi. Ada kemungkinan kotoran ini bukan lagi mekonium.
  • Hijau. Selain warna di atas, kamu juga perlu mewaspadai kotoran bayi yang berwarna hijau. Pada bayi yang mengonsumsi ASI, kotoran berwarna hijau dapat menjadi pertanda bahwa bayi menyerap terlalu banyak laktosa. Hal ini terjadi karena kesalahan teknik menyusui. Kamu dianjurkan memberikan ASI dari payudara satu hingga susunya habis baru kemudian berganti ke payudara lainnya.

Sementara itu, pada bayi yang mengonsumsi susu formula, warna hijau gelap pada kotoran bayi bisa menandakan tidak cocok dengan merek susu formula yang dikonsumsi, sensitif terhadap asupan, adanya kuman di perut, maupun efek samping obat. Konsultasikan kepada dokter bila hal ini berlangsung lebih dari 24 jam.

Ketika mengganti popok bayi, perhatikan warna dan kepadatan kotorannya. Bayi yang diberi ASI biasanya mengeluarkan kotoran yang lunak, bukan encer. Kotoran yang terlalu encer bisa menandakan bayi mengalami diare. Penelitian menunjukkan bahwa bayi yang mendapat ASI cenderung untuk tidak menderita konstipasi karena ASI mengandung semua nutrisi yang tepat untuk menjaga kotoran bayi tetap lembut. Sebaliknya, bayi yang disusui dengan susu formula cenderung lebih rentan mengalami konstipasi. Jika kamu khawatir tentang warna atau kepadatan kotoran bayi, tidak ada salahnya untuk memeriksakan si Buah Hati ke dokter.



Powered By WizardRSS.com | Full Text RSS Feed



sebuah portal berita mulai dari berita Indonesia hingga dunia, gosip hot selebriti, resensi film dan musik, dan berbagai artikel menarik
via Situs Hiburan Terkeren
 www.joscasino.com